Berbagai Tanggapan terhadap gempa bumi di Indonesia

>> Senin, 11 Januari 2010

Terhadap berbagai bencana ini, banyak tanggapan muncul di beberapa media,


1. SMS :
“Astaghfirullahaladziim. musibah gempa di SumBar trjdi 3x: pkl 17:16,pkl 17:58,&pkl 08:52. Segera liht Al Qur'an & cocokn dgn no surt & ayt2. Mari kita renungkan.”

2. Email :
Sent: Wednesday, October 07, 2009 1:37 PM
Subject: FW: Renungan dibalik Bencana Alam
Aswb,
Bpk/Ibu yth, kita renungkan jam kejadian gempa Sumatera dengan ayat Al Quran, apakah kebetulan sama atau memang dirancang sama oleh Yang Maha Kuasa...Wallahualam.
Wswb,
Pengirim Email ( Nama pengirim ada pada penulis).
=========
Untuk dijadikan renungan, apakah ini ada keterkaitan. Wallahualam bissawab... Dengar ustadz Arifin Ilham di TV One ? Gempa pertama di Padang terjadi kemarin jam 17.16. Coba buka Qur'an surat 17 ayat 16. Subhanallah, peringatan untuk kita semuanya. Marilah kita selalu mendekat padaNya. Amien.
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta'ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur hancurnya." Kemudian gempa susulan terjadi pukul 17.38. Kita buka Quran Surat 17 (Al Isra) ayat 38: آُلُّ ذَلِكَ آَانَ سَيٍّئُهُ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوهًا "Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu."
Saya jadi tergelitik....
Gempa susulan lagi yang terjadi di Kab. Kerinci (perbatasan Sumatra Barat-Jambi), kejadiannya pada pukul 8.52. Dengan bergetar...saya coba buka Quran Surat 8 (Al Anfal) Ayat 52:
آَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ آَفَرُواْ بِآيَاتِ
اللّهِ فَأَخَذَهُمُ اللّهُ بِذُنُوبِهِمْ إِنَّ اللّهَ قَوِيٌّ شَدِيدُ
الْعِقَابِ
"(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya.Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan
dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya."

3. Surat kabar :

a. Republika :
Selasa, 06 Oktober 2009 pukul 01:14:00
Oleh:Ahmad Syafii Maarif
Gempa Sumatra telah mendorong sebagian orang untuk memberikan tafsiran spiritual. Tafsiran semacam ini
tentu boleh saja, asal tidak dibuat kesimpulan yang serbapasti sebab kita tidak tahu keterkaitan hukum alam
dengan kelakuan busuk manusia. Kita hanya mungkin menghubung-hubungkannya secara positif spekulatif.
Di seberang itu, Allah yang Mahatahu, ilmu manusia terbatas adanya. Berspekulasi untuk suatu kebaikan
tidaklah terlarang, apalagi itu bertujuan agar masyarakat luas, kita semua, menjadi sadar akan segala dosa
dan dusta yang mungkin telah dilakukan dan tidak jarang berlindung di bawah naungan ayat-ayat suci,
seperti perbuatan teror yang terjadi selama ini.
Demikianlah, pada 02 Oktober 2009, pukul 19.43, dari seorang yang tidak menyebut nama, saya menerima
SMS sebagai berikut. Gempa Sumatra Barat terjadi tepat pukul 17.16 WIB, sementara QS 17 (Al-Isra) ayat
16 berbunyi, Dan, jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Kami perintahkan orang yang hidup mewah
di negeri itu (supaya menaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu. Maka, sudah
sepantasnya berlaku perkataan (ketentuan Kami). Kemudian, Kami hancurkan negeri itu sehancurhancurnya.
Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah .
SMS yang satu lagi dikirim oleh penyair Bung Taufiq Ismail yang tertanggal 05 Oktober 2009 pukul 06.01.
Bunyinya, Asw. Kaitan antara gempa Padang pukul 17.16 dengan AQ [Alquran] 17:16 ditemukan oleh
seorang ulama muda. Dahsyat. Saya terpukau. Baik kita renungkan bersama. Saya rasa, SMS semacam ini
telah beredar secara luas, tentu dengan tujuan mulia agar bangsa ini, kita semua, tidak terus berkubang
dalam perbuatan yang dimurkai Allah sehingga alam mengamuk. Dalam Alquran, kaitan antara kedurhakaan
manusia dengan kemarahan alam banyak kita temui. Ingat, kisah Nabi Nuh yang dilecehkan kaumnya,
kesombongan kaum Ad, kaum Tsamud, kepongahan Fir'aun, dan banyak lain. Tujuan moral dari semua kisah
ini satu: agar manusia tidak larut dalam dosa, tidak lupa daratan, tidak lupa lautan, harus cepat kembali ke
jalan yang benar. Sebab, alam semesta ini ada Pencipta dan Penjaganya. Manusia tidak boleh berbuat
semau gue , seenak nafsunya di muka bumi ini .
Bagaimana dengan musibah Sumatra, Jawa, dan pulau-pulau lain? Apakah manusia di kawasan-kawasan ini
sudah demikian jauh melampaui batas ketentuan Allah sehingga alam diperintahkan untuk mengajar
mereka? Jawabannya, kita hanya bisa berspekulasi, mencocok-cocokkan, tidak lebih dari itu. Kebetulan
gempa Padang pada 30 September lalu terjadi pukul 17.16 tersambung dengan Alquran surat 17 ayat 16.
Apakah kelakuan orang Minang sudah sangat buruk, lalu diajar dengan gempa dahsyat itu? Bagaimana
Jakarta sebagai pusat kekuasaan dan pusat bisnis yang sarat dengan kongkalingkong, korupsi, dan
nepotisme serta segala tipe kelakuan busuk lainnya, hanya menanti giliran? Kita tidak bisa mengatakannya.
Yang perlu kita lakukan ialah kita semua eling (Jawa, ingat dan sadar) agar petualangan dosa yang kita
lakukan tidak diteruskan. Siapa tahu dengan eling itu, bangsa ini tidak lagi terus-menerus dilanda musibah
dan bencana berulang-ulang yang sungguh ngeri dan mematikan.
Saya tidak membela kelakuan buruk sebagian orang Minang, tetapi kelakuan semacam itu dapat kita jumpai
pada semua etnis di nusantara. Jika berbeda, tentu kadar dan coraknya saja. Bagaimana dengan gempa dan
tsunami Aceh akhir Desember 2004 yang jauh lebih dahsyat, gempa Yogya Mei 2006. Apakah orang Aceh
atau orang Yogya telah demikian jauhnya dari jalan yang benar sehingga alam harus memukulnya? Sekali
lagi, kita tidak bisa menjawabnya. Namun, menurut agama, kita tidak boleh berburuk sangka kepada Allah.
Semua kejadian, yang baik dan yang buruk, tidak satu pun yang luput dari pengetahuanNya.
Kewajiban kita adalah membantu saudara-saudara kita yang ditimpa musibah dengan tidak menghubunghubungkannya dengan dosa yang mungkin telah dilakukan. Dalam Alquran, ada diktum yang misterius bahwa fitnah (cobaan/ujian), azab, musibah, atau bencana tidak ditimpakan kepada mereka yang zalim semata, yang baik pun bisa terkena, Dan takutlah/awaslah kamu terhadap fitnah yang tidak hanya menimpa khusus mereka yang zalim (QS Al-Anfal: 25). Maka, adalah kewajiban orang baik untuk melawan dan meniadakan penyebab fitnah agar kezaliman tidak merajalela. Gempa Sumbar, entah gempa mana lagi,
karena rangkaian kepulauan nusantara memang rentan terhadap berbagai bencana alam, harus dihadapi
dengan sikap positif melalui solidaritas yang tinggi terhadap saudara-saudara kita yang sedang mendapat
cobaan berat.
Ref :http://republika.co.id/koran/28/80276/17_16

4. Berita Online :

a. Swara Muslim
Gempa dan Ayat-Ayat Allah Swt
Segala sesuatu kejadian di muka bumi merupakan ketetapan Allah Swt. Demikian pula dengan musibah
bernama gempa bumi. Hanya berseling sehari setelah kejadian, beredar kabar—di antaranya lewat pesan
singkat—yang mengkaitkan waktu terjadinya musibah tiba gempa itu dengan surat dan ayat yang ada di
dalam kitab suci Al-Qur’an.
“Gempa di Padang jam 17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam 8.52. Coba lihat Al-
Qur’an!” demikian bunyi pesan singkat yang beredar. Siapa pun yang membuka Al-Qur’an dengan tuntunan
pesan singkat tersebut akan merasa kecil di hadapan Allah Swt. Demikian ayatayat Allah Swt tersebut:
17.16 (QS. Al Israa’ ayat 16): “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan
kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan
Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
17.58 (QS. Al Israa’ ayat 58): “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami
membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras.
Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”
8.52 (QS. Al Anfaal: 52): (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta
orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan
disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”
Tiga ayat Allah Swt di atas, yang ditunjukkan tepat dalam waktu kejadian tiga gempa kemarin di Sumatera,
berbicara mengenai azab Allah berupa kehancuran dan kematian, dan kaitannya dengan hidup bermewah mewah dan kedurhakaan, dan juga dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. Ini tentu sangat
menarik.Gaya hidup bermewah-mewah seolah disimbolisasikan dengan acara pelantikan anggota DPR yang memang WAH. Kedurhakaan bisa jadi disimbolkan oleh tidak ditunaikannya amanah umat selama ini oleh para penguasa, namun juga tidak tertutup kemungkinan kedurhakaan kita sendiri yang masih banyak yang lalai
dengan ayat-ayat Allah atau malah menjadikan agama Allah sekadar sebagai komoditas untuk meraih
kehidupan duniawi dengan segala kelezatannya (yang sebenarnya menipu).
Dan yang terakhir, terkait dengan “Fir’aun dan para pengikutnya”, percaya atau tidak, para pemimpin dunia
sekarang ini yang tergabung dalam kelompok Globalis (mencita-citakan The New World Order) seperti Dinasti Bush, Dinasti Rotschild, Dinasti Rockefeller, Dinasti Windsor, dan para tokoh Luciferian lainnya yang
tergabung dalam Bilderberg Group, Bohemian Groove, Freemasonry, Trilateral Commission (ada lima tokoh
Indonesia sebagai anggotanya), sesungguhnya masih memiliki ikatan darah dengan Firaun Mesir (!).
David Icke yang dengan tekun selama bertahun-tahun menelisik garis darah Firaun ke masa sekarang, dalam
bukunya “The Biggest Secret”, menemukan bukti jika darah Firaun memang menaliri tokoh-tokoh Luciferian
sekarang ini seperti yang telah disebutkan di atas. Bagi yang ingin menelusuri gais darah Fir’aun tersebut
hingga ke Dinasti Bush, silakan cari di http://www.davidicke.com (Piso-Bush Genealogy), dan ada pula di
New England Historical Genealogy Society.
Nah, bukan rahasia lagi jika sekarang Indonesia berada di bawah cengkeraman kaum NeoLib. Kelompok ini
satu kubu dengan IMF, World Bank, Trilateral Commission, Round Table, dan kelompok-kelompok elit dunia lainnya yang bekerja menciptakan The New World Order. Padahal jelas-jelas, kubu The New World Order memiliki garis darah dengan Firaun. Kelompok Globalis-Luciferian inilah yang mungkin dimaksudkan Allah Swt dalam QS. Al Anfaal ayat 52 di atas. Dan bagi pendukung pasangan ini, mungkin bisa disebut sebagai “…pengikut-pengikutnya.”
Dengan adanya berbagai “kebetulan” yang Allah Swt sampaikan dalam musibah gempa kemarin ini, Allah
Swt jelas hendak mengingatkan kita semua. Apakah semua “kebetulan” itu sekadar sebuah “kebetulan”
semata tanpa pesan yang berarti? Apakah pesan Allah Swt itu akan mengubah kita semua agar lebih taat
pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya? Atau malah kita semua sama sekali tidak perduli, bahkan
menertawakan semua pesan ini sebagaimana dahulu kaum kafir Quraiys menertawakan dakwah Rasulullah
Saw? Semua berpulang kepada diri kita masing-masing. Wallahu’alam bishawab. (sumber: swaramuslim.com

b. Kompas.com
Komaruddin Hidayat : Jangan Buru-Buru Anggap Gempa Hukuman
Selasa, 6 Oktober 2009 | 23:04 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com- Masyarakat diminta untuk tidak terburu-buru menganggap gempa yang terjadi belakangan ini sebagai hukuman Tuhan. Gempa lebih banyak menelan korban di pedesaan, sementara
masyarakat yang banyak berbuat dosa umumnya dekat dengan pusat pemerintahan.
Demikian dikatakan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat di
Bandung, Selasa (6/10). Jika gempa dikaitkan dengan kuasa Tuhan, itu bisa dibenarkan, tapi dosa apa
mereka yang ada di Kabupaten Bandung, Jawa Barat misalnya," katanya.
Menurut Komaruddin, masyarakat Indonesia memiliki sikap gotong royong yang tinggi. Perilaku dermawan
pun semakin banyak diterapkan. Tradisi tolong menolong itu harus lebih ditingkatkan. Jangan sampai
kebocoran bantuan terjadi.
"Itu salah satu akuntabilitas masyarakat Indonesia. Jika terjadi kebocoran, animo masyarakat untuk
membantu sesamanya akan turun," katanya. Sejuah ini, sudah banyak masyarakat yang bersedia
menyalurkan bantuan untuk korban gempa.
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/10/06/23045435/komaruddin.hidayat..jangan.buruburu. anggap.gempa.hukuman..

5. Pandangan Mukasyafah
Beberapa sahabat diberikan karunia oleh Allah SWT berupa kemampuan untuk melihat dan mendengarkan
informasi-informasi batiniyah, yang bagi sebagian besar manusia informasi itu adalah ghaib.
Seorang sahabat menceritakan pandangannya bahwa dia melihat dan mendengar para setan sedang merencanakan berbagai bencana di Indonesia. Kota Jakarta dan sekitarnya akan ditenggelamka sehingga tinggal 20 persennya.
Kota Bandung dan sekitarnya akan ditenggelamkan. Juga beberapa daerah lain akan dibinasakan.
Sahabat yang lain mengabarkan bahwa setan-setan telah mengambil korban jiwa manusia sebagai tumbalnya. Pada tahun 2004 sampai dengan 2009 tumbalnya sekitar sejuta manusia. Tahun 2009 sampai dengan 2014 tumbalnya ditargetkan enam juta jiwa manusia.
Sahabat-sahabat tersebut sampai sekarang jiwanya terancam akan dibunuh oleh setan-setan terkutuk tersebut.

Gempa bumi besar di Indonesia.
• 30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang berasal
dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,9 Skala Richter(BMG Amerika)
mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan
ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
• 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia.
Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum
diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga
terhambat.
• 12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
• 9 Agustus 2007 - Gempa bumi di Indramayu Jawa Barat 7,5 Skala Richter
• 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [3].
• 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa
bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey
melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000
keluarga kehilangan tempat tinggal.
• 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh
dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana

alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.


0 komentar:

About This Blog

Artikel Favorit

xxxx

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP