Baca Juga Blog kami di http://darulkhodir.wordpress.com/

>> Kamis, 05 April 2012

Kepada para pembaca,

Terimakasih atas kesediaan para pembaca untuk membaca tulisan kami di blog kami ini.

Dan kami mohon maaf bila blog kami ini sudah lama tidak aktif, tetapi para pembaca bisa membuka blog kami yang masih aktif kami update atau perbaharuhi isinya di http://darulkhodir.wordpress.com/.

Terimakasih.

Administratur Blog.

Read more...

Berbagai Tanggapan terhadap gempa bumi di Indonesia

>> Senin, 11 Januari 2010

Terhadap berbagai bencana ini, banyak tanggapan muncul di beberapa media,


1. SMS :
“Astaghfirullahaladziim. musibah gempa di SumBar trjdi 3x: pkl 17:16,pkl 17:58,&pkl 08:52. Segera liht Al Qur'an & cocokn dgn no surt & ayt2. Mari kita renungkan.”

2. Email :
Sent: Wednesday, October 07, 2009 1:37 PM
Subject: FW: Renungan dibalik Bencana Alam
Aswb,
Bpk/Ibu yth, kita renungkan jam kejadian gempa Sumatera dengan ayat Al Quran, apakah kebetulan sama atau memang dirancang sama oleh Yang Maha Kuasa...Wallahualam.
Wswb,
Pengirim Email ( Nama pengirim ada pada penulis).
=========
Untuk dijadikan renungan, apakah ini ada keterkaitan. Wallahualam bissawab... Dengar ustadz Arifin Ilham di TV One ? Gempa pertama di Padang terjadi kemarin jam 17.16. Coba buka Qur'an surat 17 ayat 16. Subhanallah, peringatan untuk kita semuanya. Marilah kita selalu mendekat padaNya. Amien.
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta'ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur hancurnya." Kemudian gempa susulan terjadi pukul 17.38. Kita buka Quran Surat 17 (Al Isra) ayat 38: آُلُّ ذَلِكَ آَانَ سَيٍّئُهُ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوهًا "Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu."
Saya jadi tergelitik....
Gempa susulan lagi yang terjadi di Kab. Kerinci (perbatasan Sumatra Barat-Jambi), kejadiannya pada pukul 8.52. Dengan bergetar...saya coba buka Quran Surat 8 (Al Anfal) Ayat 52:
آَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ آَفَرُواْ بِآيَاتِ
اللّهِ فَأَخَذَهُمُ اللّهُ بِذُنُوبِهِمْ إِنَّ اللّهَ قَوِيٌّ شَدِيدُ
الْعِقَابِ
"(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya.Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan
dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya."

3. Surat kabar :

a. Republika :
Selasa, 06 Oktober 2009 pukul 01:14:00
Oleh:Ahmad Syafii Maarif
Gempa Sumatra telah mendorong sebagian orang untuk memberikan tafsiran spiritual. Tafsiran semacam ini
tentu boleh saja, asal tidak dibuat kesimpulan yang serbapasti sebab kita tidak tahu keterkaitan hukum alam
dengan kelakuan busuk manusia. Kita hanya mungkin menghubung-hubungkannya secara positif spekulatif.
Di seberang itu, Allah yang Mahatahu, ilmu manusia terbatas adanya. Berspekulasi untuk suatu kebaikan
tidaklah terlarang, apalagi itu bertujuan agar masyarakat luas, kita semua, menjadi sadar akan segala dosa
dan dusta yang mungkin telah dilakukan dan tidak jarang berlindung di bawah naungan ayat-ayat suci,
seperti perbuatan teror yang terjadi selama ini.
Demikianlah, pada 02 Oktober 2009, pukul 19.43, dari seorang yang tidak menyebut nama, saya menerima
SMS sebagai berikut. Gempa Sumatra Barat terjadi tepat pukul 17.16 WIB, sementara QS 17 (Al-Isra) ayat
16 berbunyi, Dan, jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Kami perintahkan orang yang hidup mewah
di negeri itu (supaya menaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu. Maka, sudah
sepantasnya berlaku perkataan (ketentuan Kami). Kemudian, Kami hancurkan negeri itu sehancurhancurnya.
Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah .
SMS yang satu lagi dikirim oleh penyair Bung Taufiq Ismail yang tertanggal 05 Oktober 2009 pukul 06.01.
Bunyinya, Asw. Kaitan antara gempa Padang pukul 17.16 dengan AQ [Alquran] 17:16 ditemukan oleh
seorang ulama muda. Dahsyat. Saya terpukau. Baik kita renungkan bersama. Saya rasa, SMS semacam ini
telah beredar secara luas, tentu dengan tujuan mulia agar bangsa ini, kita semua, tidak terus berkubang
dalam perbuatan yang dimurkai Allah sehingga alam mengamuk. Dalam Alquran, kaitan antara kedurhakaan
manusia dengan kemarahan alam banyak kita temui. Ingat, kisah Nabi Nuh yang dilecehkan kaumnya,
kesombongan kaum Ad, kaum Tsamud, kepongahan Fir'aun, dan banyak lain. Tujuan moral dari semua kisah
ini satu: agar manusia tidak larut dalam dosa, tidak lupa daratan, tidak lupa lautan, harus cepat kembali ke
jalan yang benar. Sebab, alam semesta ini ada Pencipta dan Penjaganya. Manusia tidak boleh berbuat
semau gue , seenak nafsunya di muka bumi ini .
Bagaimana dengan musibah Sumatra, Jawa, dan pulau-pulau lain? Apakah manusia di kawasan-kawasan ini
sudah demikian jauh melampaui batas ketentuan Allah sehingga alam diperintahkan untuk mengajar
mereka? Jawabannya, kita hanya bisa berspekulasi, mencocok-cocokkan, tidak lebih dari itu. Kebetulan
gempa Padang pada 30 September lalu terjadi pukul 17.16 tersambung dengan Alquran surat 17 ayat 16.
Apakah kelakuan orang Minang sudah sangat buruk, lalu diajar dengan gempa dahsyat itu? Bagaimana
Jakarta sebagai pusat kekuasaan dan pusat bisnis yang sarat dengan kongkalingkong, korupsi, dan
nepotisme serta segala tipe kelakuan busuk lainnya, hanya menanti giliran? Kita tidak bisa mengatakannya.
Yang perlu kita lakukan ialah kita semua eling (Jawa, ingat dan sadar) agar petualangan dosa yang kita
lakukan tidak diteruskan. Siapa tahu dengan eling itu, bangsa ini tidak lagi terus-menerus dilanda musibah
dan bencana berulang-ulang yang sungguh ngeri dan mematikan.
Saya tidak membela kelakuan buruk sebagian orang Minang, tetapi kelakuan semacam itu dapat kita jumpai
pada semua etnis di nusantara. Jika berbeda, tentu kadar dan coraknya saja. Bagaimana dengan gempa dan
tsunami Aceh akhir Desember 2004 yang jauh lebih dahsyat, gempa Yogya Mei 2006. Apakah orang Aceh
atau orang Yogya telah demikian jauhnya dari jalan yang benar sehingga alam harus memukulnya? Sekali
lagi, kita tidak bisa menjawabnya. Namun, menurut agama, kita tidak boleh berburuk sangka kepada Allah.
Semua kejadian, yang baik dan yang buruk, tidak satu pun yang luput dari pengetahuanNya.
Kewajiban kita adalah membantu saudara-saudara kita yang ditimpa musibah dengan tidak menghubunghubungkannya dengan dosa yang mungkin telah dilakukan. Dalam Alquran, ada diktum yang misterius bahwa fitnah (cobaan/ujian), azab, musibah, atau bencana tidak ditimpakan kepada mereka yang zalim semata, yang baik pun bisa terkena, Dan takutlah/awaslah kamu terhadap fitnah yang tidak hanya menimpa khusus mereka yang zalim (QS Al-Anfal: 25). Maka, adalah kewajiban orang baik untuk melawan dan meniadakan penyebab fitnah agar kezaliman tidak merajalela. Gempa Sumbar, entah gempa mana lagi,
karena rangkaian kepulauan nusantara memang rentan terhadap berbagai bencana alam, harus dihadapi
dengan sikap positif melalui solidaritas yang tinggi terhadap saudara-saudara kita yang sedang mendapat
cobaan berat.
Ref :http://republika.co.id/koran/28/80276/17_16

4. Berita Online :

a. Swara Muslim
Gempa dan Ayat-Ayat Allah Swt
Segala sesuatu kejadian di muka bumi merupakan ketetapan Allah Swt. Demikian pula dengan musibah
bernama gempa bumi. Hanya berseling sehari setelah kejadian, beredar kabar—di antaranya lewat pesan
singkat—yang mengkaitkan waktu terjadinya musibah tiba gempa itu dengan surat dan ayat yang ada di
dalam kitab suci Al-Qur’an.
“Gempa di Padang jam 17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam 8.52. Coba lihat Al-
Qur’an!” demikian bunyi pesan singkat yang beredar. Siapa pun yang membuka Al-Qur’an dengan tuntunan
pesan singkat tersebut akan merasa kecil di hadapan Allah Swt. Demikian ayatayat Allah Swt tersebut:
17.16 (QS. Al Israa’ ayat 16): “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan
kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan
Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
17.58 (QS. Al Israa’ ayat 58): “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami
membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras.
Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”
8.52 (QS. Al Anfaal: 52): (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta
orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan
disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”
Tiga ayat Allah Swt di atas, yang ditunjukkan tepat dalam waktu kejadian tiga gempa kemarin di Sumatera,
berbicara mengenai azab Allah berupa kehancuran dan kematian, dan kaitannya dengan hidup bermewah mewah dan kedurhakaan, dan juga dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. Ini tentu sangat
menarik.Gaya hidup bermewah-mewah seolah disimbolisasikan dengan acara pelantikan anggota DPR yang memang WAH. Kedurhakaan bisa jadi disimbolkan oleh tidak ditunaikannya amanah umat selama ini oleh para penguasa, namun juga tidak tertutup kemungkinan kedurhakaan kita sendiri yang masih banyak yang lalai
dengan ayat-ayat Allah atau malah menjadikan agama Allah sekadar sebagai komoditas untuk meraih
kehidupan duniawi dengan segala kelezatannya (yang sebenarnya menipu).
Dan yang terakhir, terkait dengan “Fir’aun dan para pengikutnya”, percaya atau tidak, para pemimpin dunia
sekarang ini yang tergabung dalam kelompok Globalis (mencita-citakan The New World Order) seperti Dinasti Bush, Dinasti Rotschild, Dinasti Rockefeller, Dinasti Windsor, dan para tokoh Luciferian lainnya yang
tergabung dalam Bilderberg Group, Bohemian Groove, Freemasonry, Trilateral Commission (ada lima tokoh
Indonesia sebagai anggotanya), sesungguhnya masih memiliki ikatan darah dengan Firaun Mesir (!).
David Icke yang dengan tekun selama bertahun-tahun menelisik garis darah Firaun ke masa sekarang, dalam
bukunya “The Biggest Secret”, menemukan bukti jika darah Firaun memang menaliri tokoh-tokoh Luciferian
sekarang ini seperti yang telah disebutkan di atas. Bagi yang ingin menelusuri gais darah Fir’aun tersebut
hingga ke Dinasti Bush, silakan cari di http://www.davidicke.com (Piso-Bush Genealogy), dan ada pula di
New England Historical Genealogy Society.
Nah, bukan rahasia lagi jika sekarang Indonesia berada di bawah cengkeraman kaum NeoLib. Kelompok ini
satu kubu dengan IMF, World Bank, Trilateral Commission, Round Table, dan kelompok-kelompok elit dunia lainnya yang bekerja menciptakan The New World Order. Padahal jelas-jelas, kubu The New World Order memiliki garis darah dengan Firaun. Kelompok Globalis-Luciferian inilah yang mungkin dimaksudkan Allah Swt dalam QS. Al Anfaal ayat 52 di atas. Dan bagi pendukung pasangan ini, mungkin bisa disebut sebagai “…pengikut-pengikutnya.”
Dengan adanya berbagai “kebetulan” yang Allah Swt sampaikan dalam musibah gempa kemarin ini, Allah
Swt jelas hendak mengingatkan kita semua. Apakah semua “kebetulan” itu sekadar sebuah “kebetulan”
semata tanpa pesan yang berarti? Apakah pesan Allah Swt itu akan mengubah kita semua agar lebih taat
pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya? Atau malah kita semua sama sekali tidak perduli, bahkan
menertawakan semua pesan ini sebagaimana dahulu kaum kafir Quraiys menertawakan dakwah Rasulullah
Saw? Semua berpulang kepada diri kita masing-masing. Wallahu’alam bishawab. (sumber: swaramuslim.com

b. Kompas.com
Komaruddin Hidayat : Jangan Buru-Buru Anggap Gempa Hukuman
Selasa, 6 Oktober 2009 | 23:04 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com- Masyarakat diminta untuk tidak terburu-buru menganggap gempa yang terjadi belakangan ini sebagai hukuman Tuhan. Gempa lebih banyak menelan korban di pedesaan, sementara
masyarakat yang banyak berbuat dosa umumnya dekat dengan pusat pemerintahan.
Demikian dikatakan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat di
Bandung, Selasa (6/10). Jika gempa dikaitkan dengan kuasa Tuhan, itu bisa dibenarkan, tapi dosa apa
mereka yang ada di Kabupaten Bandung, Jawa Barat misalnya," katanya.
Menurut Komaruddin, masyarakat Indonesia memiliki sikap gotong royong yang tinggi. Perilaku dermawan
pun semakin banyak diterapkan. Tradisi tolong menolong itu harus lebih ditingkatkan. Jangan sampai
kebocoran bantuan terjadi.
"Itu salah satu akuntabilitas masyarakat Indonesia. Jika terjadi kebocoran, animo masyarakat untuk
membantu sesamanya akan turun," katanya. Sejuah ini, sudah banyak masyarakat yang bersedia
menyalurkan bantuan untuk korban gempa.
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/10/06/23045435/komaruddin.hidayat..jangan.buruburu. anggap.gempa.hukuman..

5. Pandangan Mukasyafah
Beberapa sahabat diberikan karunia oleh Allah SWT berupa kemampuan untuk melihat dan mendengarkan
informasi-informasi batiniyah, yang bagi sebagian besar manusia informasi itu adalah ghaib.
Seorang sahabat menceritakan pandangannya bahwa dia melihat dan mendengar para setan sedang merencanakan berbagai bencana di Indonesia. Kota Jakarta dan sekitarnya akan ditenggelamka sehingga tinggal 20 persennya.
Kota Bandung dan sekitarnya akan ditenggelamkan. Juga beberapa daerah lain akan dibinasakan.
Sahabat yang lain mengabarkan bahwa setan-setan telah mengambil korban jiwa manusia sebagai tumbalnya. Pada tahun 2004 sampai dengan 2009 tumbalnya sekitar sejuta manusia. Tahun 2009 sampai dengan 2014 tumbalnya ditargetkan enam juta jiwa manusia.
Sahabat-sahabat tersebut sampai sekarang jiwanya terancam akan dibunuh oleh setan-setan terkutuk tersebut.

Gempa bumi besar di Indonesia.
• 30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang berasal
dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,9 Skala Richter(BMG Amerika)
mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan
ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
• 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia.
Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum
diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga
terhambat.
• 12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
• 9 Agustus 2007 - Gempa bumi di Indramayu Jawa Barat 7,5 Skala Richter
• 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [3].
• 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa
bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey
melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000
keluarga kehilangan tempat tinggal.
• 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh
dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana

alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.


Read more...

MEMERIKSA DAN MEMBEDAKAN HAQ DAN BATILNYA INFORMASI GHAIB

Beriman Kepada Yang Ghaib

Sebagai bagian dari kaum yang beriman, kaum muslimin dan muslimat diwajibkan untuk mengimani/mempercayai adanya yang ghaib, sebagaimana firman Allah yang tertulis di Al Qur’an Surat 2/Al Baqarah:2-3 yang diterjemahkan sbb: :
“Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,”
Dari hadis Nabi SAW yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud r.a. yang ditulis dalam kitab Riyadhus As Shoilikhin, bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tiada seorang nabipun yang diutus oleh Allah sebelumku -Muhammad s.a.w., melainkan ia mempunyai beberapa orang hawari - penolong atau pengikut setia – dari kalangan ummatnya, juga beberapa sahabat,yang mengambil teladan dengan sunnahnya serta mentaati perintahnya. Selanjutnya sesudah mereka ini akan menggantilah beberapa orang pengganti yang suka mengatakan apa yang tidak mereka lakukan, bahkan juga melakukan apa yang mereka tidak diperintahkan. Maka barangsiapa yang berjuang melawan mereka itu - yakni para penyeleweng dari ajaran-ajaran nabi yang sebenarnya ini -dengan tangan - atau kekuasaannya, maka ia adalah seorang mu'min, barangsiapa yang berjuang melawan mereka dengan lisannya, iapun seorang mu'min dan barangsiapa yang berjuang melawan mereka dengan hatinya, juga seorang mu'min, tetapi jikalau semua itu tidak - dengan tangan, lisan dan hati, maka tiada keimanan samasekali sekalipun hanya sebiji sawi." (Riwayat Muslim)
Jadi beriman yang sesungguhnya itu mengandung tiga aspek, yaitu beriman dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dilaksanaan dengan suatu perbuatan. Misal, seseorang beriman kepada Allah dan RasulNya itu, artinya dia mengakui di hatinya, diucapkan dengan lisannya, dan dilaksanakan perintah-perintah Allah dan RasulNya. Maksudnya, kalau seseorang itu mengaku beriman tetapi belum melaksanakan perintahNya, berarti orang tsb., belum dikatakan beriman. Kalau seseorang itu mengaku beriman tetapi baru sebagian melaksanakan perintahNya yang mampu dia laksanakan, berarti orang tsb., belum sepenuhnya beriman dengan sempurna. Masih ada penyakit kemunafikan dalam dirinya. Dalam kitab Riyadhus As Shoilikhin dituliskan hadis Nabi SAW:
Dari Abu 'Amr, ada yang mengatakan namanya Abu 'Amrah, Sufyan bin Abdullah r.a., katanya: "Saya bertanya: Ya Rasulullah, katakanlah padaku dalam Islam tentang suatu ucapan yang saya tidak akan menanyakan lagi pada seseorang selain Tuan." Rasulullah s.a.w. bersabda: "Katakanlah, saya beriman kepada Allah kemudian bertindak luruslah* - berpegang teguhlah pada kebenaran." (Riwayat Muslim)
Maksudnya bertindak lurus itu ialah: Kalau kita telah mengaku beriman pada Allah, hendaklah kita jangan segan berlaku yang benar dan jujur, misalnya benar-benar memperjuangkan cita-cita Islam. Maka jangan hanya menamakan dirinya itu seorang Islam sekedar hanya pengakuan kosong belaka, tetapi berlakulah yang benar sebagai seorang Muslim.
Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Iman itu ada tujuhpuluh lebih atau enampuluh lebih - lebihnya ialah antara tiga sampai sembilan - cabangnya. Maka yang terutama sekali ialah ucapan La ilaha illallah, sedang yang terendah sekali ialah melemparkan apa-apa yang berbahaya dari jalan. Perasaan malu – berbuat keburukan - adalah salah satu cabang dari keimanan." (Muttafaq 'alaih)
Katagori Ghaib
Yang ghaib itu ada dua katagori, yaitu :
1.Al Ghoib, yang Maha Ghoib. Dialah Allah SWT, Al Kholik Sang Maha Pencipta yang “laisa kamitslihi syaiun”, tidak bisa dimisalkan dengan sesuatupun, tidak bisa terjangkau dengan apapun, bahkan dengan dengan qolbu. Kecuali Dia berkehendak lain.
2.Makhluk Ghoib, yang tergolong menjadi dua golongan besar makhluk, yaitu :
a.Yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Para malaikat, Jiwa para Rasul dan Nabi, Jiwa Para Wali, Jiwa para Siddiqin, Jiwa para suhada, jiwa para sholihin yang telah meninggal yang berjamaah dengan Nabi SAW sebagai imamnya dan para jin yang beriman dan beramal sholeh dan taat kepada Nabi SAW.
Dalilnya adalah Al Qur’an Surat Al Baqarah 154, Surat Al Imran 169 dan Al Ahqaf 29:
•Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.
•Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki.
•Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Qur'an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.
b.Yang tidak bertaqwa kepada Allah SWT.
Bangsa Jin (Iblis, setan, jin kafir & munafik), jiwa manusia kafir & munafik yang telah meninggal yang masih mengikuti dan dipimpin setan. Dalilnya adalah :
Al Qur’an Surat Al Hijir 39 : Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
Al Qur’an Surat Al Baqarah 208 : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Al Qur’an Surat Al An’am 128 : Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Allah berfirman): "Hai golongan jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Sebagaimana langit dan bumi yang berlapis-lapis, ghaib katagori dua (makhluk) juga berlapis keghaibannya. Lapisan keghaiban yang mampu dicapai manusia yang dikaruniai kasfiyah biasa itu, katakan saja terdiri atas :jawarih, akal, sukma, qalbu, sir, dlomir dan akhfa. Bisa juga beberapa ulama menggunakan istilah yang berbeda.
Makhluk ghaib yang berada dilapisan yang lebih kasar (misal di tingkat jawarih) tidak mampu melihat makhluk ghaib yang berada dilapisan lebih halus di tingkat akal. Tetapi makhluk ghaib yang berada di tingkat lebih halus, misal di tingkat akhfa, akan bisa melihat makhluk ghaib di tingkat di bawahnya.
Contoh : jin adalah makhluk ghaib, yang diperintah Allah untuk beribadah kepadaNya. Dia dapat digoda oleh setan (bangsa jin juga) yang tidak terlihat olehnya.
Manusia yang dikaruniai kasfiyah di tingkat jawarih, tidak akan bisa melihat makhluk ghaib di tingkat yang lebih lembut. Sehingga bisa jadi, dia bisa tertipu oleh makhluk ghaib dari tingkat yang lebih halus, yang menampakkan dirinya dengan rupa dan atribut yang sangat cemerlang cahayanya dan tampak sangat sholeh.

Informasi Ghaib
Informasi ghaib itu bermacam-macam sumbernya, mulai dari ide, ilham, khatir/bisikan ghaib, penglihatan & pendengaran ghaib, wahyu kepada binatang dan lain-lain sampai kepada wahyu kenabian dan pengakuan orang-orang yag mengaku diberikan kemampuan kasfiyah (mampu melihat rupa dan mendengar suara makhluk ghaib).
Risiko penipuan dalam menerima informasi ghaib bisa terjadi karena adanya setan yang dekat pada diri manusia dan yang selalu mengganggu manusia.
Petunjuk Allah SWT dan rasulNya bahwa setan itu dekat pada diri manusia, terdapat pada beberapa ayat Al Qur’an dan hadis Nabi SAW, antara lain :
1.Barang siapa yang berpaling dari mengingat (pengajaran dari) Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya [Az Zukhruf (43) : 36].
2.Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah dan Ishaq bin Ibrahim, berkata Ishaq: Telah mengkhabarkan kepada kami, sedangkan Utsman berkata: Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Salim bin Abu Al Ja'd dari ayahnya dari Abdullah bin Mas'ud berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Tidaklah seorang pun dari kalian melainkan dikuasai pendamping dari kalangan jin." Mereka bertanya: Tuan juga, wahai Rasulullah? beliau menjawab: "Aku juga, hanya saja Allah membantuku mengalahkannya lalu ia masuk Islam, ia hanya memerintahkan kebaikan padaku." Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Al Mutsanna dan Ibnu Basyar keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dari Sufyan. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Yahya bin Adam dari Ammar bin Ruzaiq keduanya dari Manshur dengan sanad jarir seperti haditsnya, hanya saja dalam hadits Sufyan disebutkan: "Melainkan dikuasai pendamping dari kalangan jin dan dari kalangan malaikat."
3.Telah menceritakan kepadaku Harun bin Sa'id Al Aili telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab telah mengkhabarkan kepadaku Abu Shakr dari Ibnu Qusaith telah menceritakan kepadanya bahwa Urwah telah menceritakan kepadanya bahwa Aisyah, istri nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam keluar dari kediamannya pada suatu malam. Aisyah berkata: Aku merasa cemburu pada beliau lalu beliau datang dan aku melihat yang beliau lalukan. Beliau bertanya: "Kau kenapa, wahai Aisyah?" aku menjawab: Orang sepertiku mengapa tidak menyemburui orang seperti Tuan? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Apa setanmu mendatangimu?" Aisyah bertanya: Waha Rasulullah, apakah ada setan menyertaiku? Beliau menjawab: "Ya." Aisyah bertanya: Juga menyertai semua manusia? Beliau menjawab: "Ya." Ia bertanya: Menyertai Tuan juga? Beliau menjawab: "Ya, hanya saja Rabbku menolongku mengalahkannya hingga ia masuk Islam." [Imam Muslim]
4.Dari Ummul mu'minin Shafiyah binti Huyay radhiallahu 'anha, katanya: "Nabi s.a.w. pada suatu saat beri'tikaf, lalu saya datang untuk menengoknya di waktu malam, lalu saya berbicara dengannya, kemudian saya berdiri untuk kembali ke rumah. Tiba- tiba beliau s.a.w. juga berdiri beserta saya untuk mengantarkan saya pulang. Selanjutnya ada dua orang lelaki dari kaum Anshar radhiallahu 'anhuma berjalan melalui tempat itu. Setelah keduanya melihat Nabi s.a.w. lalu keduanyapun bercepat-cepat menyingkir. Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Perlahan-lahanlah berjalan, hai saudara berdua. Ini adalah Shafiyah binti Huyay." Keduanya lalu berkata:"Subhanallah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya syaitan itu berjalan dalam tubuh anak Adam - yakni manusia - sebagaimana aliran darah. Sesungguhnya saya takut kalau-kalau dalam hatimu berdua itu timbul sesuatu yang jahat atau mengatakan sesuatu yang tidak baik." (Muttafaq 'alaih)
Diantara penceramah agama, sering menyampaikan bahwa Allah itu dekat dengan diri seorang mukmin, bahkan lebih dekat dengan urat lehernya sendiri, dengan dalil :
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” [QS 2:186]. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya,” [ QS 50:16].

Tetapi mereka itu kurang intensif menyampaikan bahwa setan juga dekat (berjalan sealiran dengan jalan darah manusia), sebagaimana diriwayatkan dalam hadis-hadis Nabi SAW di atas.
Benar bahwa Allah itu dekat dengan diri manusia mukmin, tetapi dengan syarat dia harus “memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. Nabi SAW memenuhi persyaratan itu dengan sempurna sehingga menjadi manusia yang paling sempurna, yang paling dekat dengan Allah SWT. Nabi SAW dengan pertolongan Allah SWT mengalahkan setan qarinnya hingga ia masuk Islam.
Bagaimana dengan kita yang insya Allah bertekad dan belajar menjadi mukmin, apakah :
1.sudah benar-benar beriman kepada Allah dan hal-hal lain yang termuat dalam rukun iman?
2.sudah memenuhi segala perintah Allah dan sunah-sunah RasulNya?
3.sudah mengalahkan setan qarin kita hingga masuk Islam?.
Kalau kita seorang muslim, belum dapat menjawab dan meyakinkan diri kita sendiri dengan tiga pertanyaan di atas, dan membiarkannya berlalu begitu saja, maka jangan-jangan kita ini masih dikendalikan oleh hawa nafsu yang ditunggangi oleh setan, sebagaimana firman Allah :
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? [QS 45:23].

Untuk pertanyan nomor satu dan dua, mungkin banyak diantara kaum muslim yang menyangka dirinya telah benar-benar beriman dan mengikuti perintah Allah.
Untuk pertanyaan nomor tiga, mungkin kita akan mendapat jawaban bahwa, yang bisa mengalahkan setan qarin kan hanya Nabi SAW, kita manusia biasa tidak mungkin mengalahkannya. Biasanya mereka termasuk dalam kaum muslim mengikuti paham ulama yang mereka gelari “Mujaddid” / “pembaharu”. Mereka itu menolak pengetahuan-pengetahuan yang dianggap ghaib, karena kalau mempelajari ilmu kegaiban itu adalah musyrik. Sesungguhnya mereka tertipu oleh setan, supaya jangan memahami lebih lanjut mengenai setan dan bagaimana cara mengalahkan dengan sebenar-benar cara mengalahkannya. Mereka menyangka hanya dengan membaca ta’ud, mereka sudah terbebas dari setan.
Atau mungkin kita akan mendapat jawaban, bahwa mereka selalu berdzikir mengingat Allah, dengan kalimah-kalimah “Laa ilaa ha ilallah” atau “Allah-Allah-Allah” terus menerus, sehingga disangkanya dengan kalimah-kalimah itu setan-setan akan menyingkir. Biasanya mereka termasuk dalam kaum muslim mengikuti “tariqah”. Mereka lupa bahwa Iblis (yang dulu namanya Azazil) itu adalah ahli dzikir kepada Allah yang tingkatannya, pada zaman dulu, bisa menyamai para malaikat. Mereka lupa atau tertipu bahwa dengan tercapainya kenikmatan berdzikir itu mereka bebas dari gangguan setan.
Bisa jadi, banyak diantara kaum msulim yang terkena firman Allah SWT :
“Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?". Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” [QS 18:103-104]

Untuk itu jangankan menyangka bahwa, ide, ilham, khatir atau bisikan yang sampai di hati atau benak kita itu, tidak ada risiko intervensi setan. Terus, bagaimana solusinya?.

Bagaimana memeriksa penipuan setan atau hawa nafsu terhadap ide, ilham, khatir/bisikan ghaib, silahkan dibaca kitab Minhajul Abidin karya Imam Ghazali.
Dalam tulisan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai bagaimana memeriksa kebenaran “penglihatan & pendengaran ghaib”
Orang-orang yang diberikan kemampuan kasfiyah itu adalah para Nabi dan Rasul, sebagian para wali Allah, dan orang-orang yang dibantu makhluk ghaib*) untuk melihat makhluk ghaib yang lain.
*) Orang yang dibantu makhluk ghaib untuk melihat makhluk ghaib yang lain dengan disadarinya bahwa dia dibantu makhluk lain, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya atau menyadarinya.
Nabi SAW dikaruniai Allah SWT untuk melihat setan yang halus yang mengalir dalam darah manusia. Perhatikan hadis berikut :
Dari Ummul mu'minin Shafiyah binti Huyay radhiallahu 'anha, katanya: "Nabi s.a.w. pada suatu saat beri'tikaf, lalu saya datang untuk menengoknya di waktu malam, lalu saya berbicara dengannya, kemudian saya berdiri untuk kembali ke rumah. Tiba- tiba beliau s.a.w. juga berdiri beserta saya untuk mengantarkan saya pulang. Selanjutnya ada dua orang lelaki dari kaum Anshar radhiallahu 'anhuma berjalan melalui tempat itu. Setelah keduanya melihat Nabi s.a.w. lalu keduanyapun bercepat-cepat menyingkir. Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Perlahan-lahanlah berjalan, hai saudara berdua. Ini adalah Shafiyah binti Huyay." Keduanya lalu berkata:"Subhanallah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya syaitan itu berjalan dalam tubuh anak Adam - yakni manusia - sebagaimana aliran darah. Sesungguhnya saya takut kalau-kalau dalam hatimu berdua itu timbul sesuatu yang jahat atau mengatakan sesuatu yang tidak baik." (Muttafaq 'alaih)
Untuk itulah sebenarnya petunjuk Nabi SAW adalah referensi utama untuk menunjukkan penipuan-penipuan setan. Referensi lain adalah petunjuk para ulama kasyfiah dan terbukti ketawadzu’an dan kesolehannya.
Ada diantara manusia yang mengaku bisa melihat atau mendengar atau merasakan makhluk-makhluk yang ghaib, yang biasanya tidak terlihat/terdengar/terasakan keberadaanya oleh manusia biasa. Sebagian diantaranya mengikuti petunjuk makhluk ghaib itu. Ada kemungkinan risiko akibat mengikuti petunjuk makhluk ghaib itu, yaitu tertipu dan dia menyangka mendapatkan jalan yang benar dan lurus. Seseorang yang diberi kemampuan kasyfiah, bisa tertipu penglihatannya kalau kalau tidak mempunyai cara untuk memeriksa penipuan itu. Misalnya dia melihat sosok ghaib yang cemerlang, beratribut ulama, bergamis putih, bersorban, berselendang, memegang tasbih dan atribut keulamaan yang lain. Sosok ghaib tadi belum tentu seorang mukmin dan soleh, tetapi yang bisa jadi jin kafir yang berlagak seperti ulama.

Beberapa petunjuk yang tertulis dalam Al Qur’an dan hadis Nabi SAW, secara umum bisa dijadikan pedoman a. l :
5.“Barang siapa yang berpaling dari mengingat Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya [Az Zukhruf (43) : 36].
6."Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya" [Al-A'raf (7) : 200-201].
7.Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah dan Ishaq bin Ibrahim, berkata Ishaq: Telah mengkhabarkan kepada kami, sedangkan Utsman berkata: Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Salim bin Abu Al Ja'd dari ayahnya dari Abdullah bin Mas'ud berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Tidaklah seorang pun dari kalian melainkan dikuasai pendamping dari kalangan jin." Mereka bertanya: Tuan juga, wahai Rasulullah? beliau menjawab: "Aku juga, hanya saja Allah membantuku mengalahkannya lalu ia masuk Islam, ia hanya memerintahkan kebaikan padaku." Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Al Mutsanna dan Ibnu Basyar keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dari Sufyan. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Yahya bin Adam dari Ammar bin Ruzaiq keduanya dari Manshur dengan sanad jarir seperti haditsnya, hanya saja dalam hadits Sufyan disebutkan: "Melainkan dikuasai pendamping dari kalangan jin dan dari kalangan malaikat."
8.Telah menceritakan kepadaku Harun bin Sa'id Al Aili telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab telah mengkhabarkan kepadaku Abu Shakr dari Ibnu Qusaith telah menceritakan kepadanya bahwa Urwah telah menceritakan kepadanya bahwa Aisyah, istri nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam keluar dari kediamannya pada suatu malam. Aisyah berkata: Aku merasa cemburu pada beliau lalu beliau datang dan aku melihat yang beliau lalukan. Beliau bertanya: "Kau kenapa, wahai Aisyah?" aku menjawab: Orang sepertiku mengapa tidak menyemburui orang seperti Tuan? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Apa setanmu mendatangimu?" Aisyah bertanya: Waha Rasulullah, apakah ada setan menyertaiku? Beliau menjawab: "Ya." Aisyah bertanya: Juga menyertai semua manusia? Beliau menjawab: "Ya." Ia bertanya: Menyertai Tuan juga? Beliau menjawab: "Ya, hanya saja Rabbku menolongku mengalahkannya hingga ia masuk Islam." [Imam Muslim]
9.Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Orang-orang sama bertanya kepada Rasulullah s.a.w. perihal ahli tenung - atau tukang meramal.* Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Tidak ada sesuatupun yang hak atau benar daripadanya." Orang-orang berkata lagi: "Ya Rasulullah, sesungguhnya mereka itu memberitahukan kepada kita akan sesuatu hal yang kadang-kadang lalu menjadi kenyataan -yakni seolah-olah benar." Rasulullah s.a.w. kemudian bersabda: "Itulah sesuatu kalimat hak - yakni merupakan kebenaran - yang disambar oleh seorang jin, kemudian disampaikan - dibisikkan -dalam telinga kekasihnya, kemudian dengan sebuah kalimat yang benar itu oleh ahli tenung tadi dicampurkannya dengan seratus macam kedustaan." (Muttafaq 'alaih).
10.Dalam riwayat Imam Bukhari dari Aisyah radhiallahu 'anha disebutkan bahwsanya Aisyah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya malaikat itu turun ke mega - yakni awan, kemudian menyebutkan sesuatu perkara yang sudah diputuskan di langit, lalu syaitan itu memasangkan pendengarannya untuk mencuri isi keputusan tadi, selanjutnya setelah didengarkan baik-baik, iapun lalu menyampaikannya kepada ahli tenung. Seterusnya ahli tenung tadi membuat kedustaan seratus macam banyaknya yang keluar dari hatinya sendiri, di samping satu yang dari syaitan tersebut - yang dianggap sebagai kebenaran.

Seseorang yang diberi kemampuan kasyfiah (melihat hal-hal yang tak terlihat oleh mata biasa), bisa tertipu penglihatannya kalau kalau tidak mempunyai cara untuk memeriksa penipuan itu. Misalnya dia melihat sosok ghaib (bagi kebanyakan orang) berbaju gamis putih, bersorban, berselendang dan atribut keulamaan yang lain. Sosok ghaib tadi belum tentu seorang mukmin dan soleh, tetapi yang bisa jadi jin kafir yang berlagak seperti ulama. Sosok ghaib tadi perlu ditest dengan kalimat-kalimat yag mencirikan iman-tauhid, seperti “La ilaa ha ilallah, Muhammadurrasulullah, Uzair bin Imran ‘abdullah, Isa bin Maryam ‘abdullah, Ummu Maryam amatullah hiya laisat bi shohibah. Kalau perlu dengan kalimah “Kullu khoir wa hasanah min ‘indallah, wa kullu syar wa syayyiat laisa ‘indallah walakin min ‘indi anfusinaa wattibaa’i hawanaa” Setiap kebaikan dari Allah, setiap kejelekan dari diri kita sendiri karena mengikuti hawa nafsu”. Kalau perlu lagi bisa ditammah dengan kalimah i’tirob “Ya Allah, Ya Robbanaa, dzolamnaa anfusanaa wa inlam taghfirlanaa wa tarhamnaa lana kunanna minal khosiriin”. Kalau sosok ghaib tadi mampu melafalkan kalima-kalimah itu, insya Allah, beliau adalah termasuk dari kelompok sholihin. Beliau insya Alah akan menyampaikan informasi yang haq.


Pegangan bahwa kita wajib beriman kepada yag ghaib adalah Al Qur’an Surat 2/Al Baqarah:2-3 :
•“Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,”
Al Qur’an Surat 2/Al Baqarah: 154 dan Surat 3/Al Imran 169 :
•Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.
•Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki.
Al Qur’an Surat Al Maidah/5:35,
•Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
Al Qur’an Surat Al Fatihah/1:5 :
•Hanya kepada Allah kita beribadah dan hanya kepada Allah kita minta pertolongan.
Al Qur’an Surat Al Maidah/5:55-56 :
•Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).
•Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.
Al Qur’an Surat Al Ankabuut/29:69 :
•Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
Seseorang yang diberi kemampuan kasyfiah (melihat hal-hal yang tak terlihat oleh mata biasa), bisa tertipu penglihatannya kalau kalau tidak mempunyai cara untuk memeriksa penipuan itu. Misalnya dia melihat sosok ghaib (bagi kebanyakan orang) berbaju gamis putih, bersorban, berselendang dan atribut keulamaan yang lain. Sosok ghaib tadi belum tentu seorang mukmin dan soleh, tetapi yang bisa jadi jin kafir yang berlagak seperti ulama. Sosok ghaib tadi perlu ditest dengan kalimat-kalimat yag mencirikan iman-tauhid, seperti “La ilaa ha ilallah, Muhammadurrasulullah, Uzair bin Imran ‘abdullah, Isa bin Maryam ‘abdullah, Ummu Maryam amatullah hiya laisat bi shohibah. Kalau perlu dengan kalimah “Kullu khoir wa hasanah min ‘indallah, wa kullu syar wa syayyiat laisa ‘indallah walakin min ‘indi anfusinaa wattibaa’i hawanaa” Setiap kebaikan dari Allah, setiap kejelekan dari diri kita sendiri karena mengikuti hawa nafsu”. Kalau perlu lagi bisa ditammah dengan kalimah i’tirob “Ya Allah, Ya Robbanaa, dzolamnaa anfusanaa wa inlam taghfirlanaa wa tarhamnaa lana kunanna minal khosiriin”. Kalau sosok ghaib tadi mampu melafalkan kalima-kalimah itu, insya Allah, beliau adalah termasuk dari kelompok sholihin. Beliau insya Alah akan menyampaikan informasi yang haq.

Read more...

Menanggapi Bencana Gempa Bumi Beruntun di Indonesia

>> Sabtu, 28 November 2009

Ringkasan


Bencana yang banyak terjadi di Indonesia ini bukan adzab dari Allah SWT, tetapi peringatan Allah yg maha pengasih dan penyayang, supaya bangsa Indonesia kembali kepadaNya, kepada sistemNya yang diridloiNya, dengan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan olehNya.

Bukti bahwa bangsa ini kurang bersyukur adalah, di negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini mendiamkan saja kaum Yahudi dan Nasrani, mengatakan berulang-ulang, terutama di hari Sabtu dan Ahad, bahwa Tuhan itu mempunyai anak dan istri.

Kalau bangsa ini bersyukur, maka mereka akan mengikuti Al Qur’an terutama Surat Al-Baqarah ayat 208 dan selalu menyuarakan bantahan kepada mereka yang mengatakan bahwa Tuhan mempunyai anak dan istri, dengan bantahan a.l. :

“La ilaa ha ilallah, Muhammadurrasulullah, Uzair bin Imran ‘abdullah, Isa bin Maryam ‘abdullah, Ummu Maryam amatullah, hiya laisat bi shohibah, ‘alaihimussolatullah”.

Artinya “Tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad utusan Allah, Nabi Uzair hamba Allah, Nabi Isa utusan Allah, Umi Maryam hamba Allah dan Dia bukan istriNya. Kepada mereka rakhmat dari Allah”.

Dengan minimalnya bantahan dari mayoritas kaum muslim di Indonesia, penulis khawatir, bencana yang memakan banyak korban jiwa dan harta akan terus menerus terjadi.




Pendahuluan


Sejak tahun 2004 sampai saat ini Oktober 2009, bangsa Indonesia mengalami berbagai musibah berupa bencana alam yang seakan-akan tak kunjung berhenti. Musibah-musibah itu antara lain:

  • Gempa bumi dan tsunami di Aceh dan sekitarnya pada tanggal 26 Desember 2004 yang telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa manusia,
  • Gempa bumi di Yogjakarta yang menelan lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal,
  • Gempa bumi dan tsunami di Pangandaran yang memakan jiwa manusia lebih dari 659 tewas, sekitar 450 orang terluka dan 52.700 orang kehilangan rumahnya; 140 masih dinyatakan hilang,
  • Gempa bumi di Jawa Barat pada tanggal 2 September 2009, menelan korban lebih dari 79 orang tewas, ratusan orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka, 17 000 bangunan rusak.
  • Gempa bumi Sumatera Barat tanggal 30 September 2009, serta Jambi yang mengorbankan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan dan hancurnya harta benda bernilai trilyunan rupiah.
  • Belum lagi berbagai kecelakaan darat, laut dan udara yang tidak diuraikan satu persatu di dalam artikel ini, yang mengorbankan ratusan jiwa manusia, termasuk prajurit TNI dan anggota Polri.

Akankah berbagai bencana yang mengorbankan banyak jiwa manusia dan harta benda ini akan terus berlanjut? Apa penyebab berbagai bencana ini dan bagaimana mencegahnya supaya tidak berlanjut?


Apakah gempa bumi adalah fenomena alam biasa ?

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi bisa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

Gempa bumi bisa disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.

Gempa bumi bisa terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi bisa juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal). Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes senjata nuklir rahasia yang dilakukan. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi

Jadi gempa bumi bisa diakibatkan oleh ulah manusia. Tetapi mengapa media masa hanya mempublikasikan analisis (spekulasi?) para ilmuwan yang memperkirakan gempa-gempa bumi di Indonesia, melulu disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Apakah mereka tidak berpikir, mengapa tidak terjadi di timur tengah, tepatnya di Israel atau di Amerika Utara, kita New York atau Washington DC. Padahal kerak bumi itu juga sama-sama bergerak?.


Mengapa gempa bumi di Indonesia selalu mempunyai titik pusat gempa? Contoh :

  • pusat gempa Sumatra Barat : di kedalaman 87 km dan episentrum 1.397” LS / 99.9” BT.
  • pusat gempa Tasikmalaya : di kedalaman: 49 km (30.8 miles) dan Episentrum: 7°46′41″ LS / 107°19′41″ BT .
  • pusat gempa Jogjakarta berada di episentrum 8.03” LS dan 110.32” BT , dan kedalaman 11,3 Km

Padahal kalau kerak/lempeng bumi bergerak akan menabrak lempeng bumi yang lain dan tempat tumbukannya mestinya di banyak tempat.


Fenomena Gempa Bumi dalam Al Qur’an


Mari kita perhatikan dan tafakuri beberapa ayat Al Qur’an yang menerangkan mengapa gempa terjadi. Beberapa ayat diantaranya a.l. :


QS Al A’raf/7:77-79 :

  • Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: "Hai shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)". Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayit-mayit yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka. Maka shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanah Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat".

QS Al A’raf/7:90-93 :

  • Pemuka-pemuka kaum Syu'aib yang kafir berkata (kepada sesamanya): "Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu'aib, tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi". Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayit-mayit yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka, (yaitu) orang-orang yang mendustakan Syu'aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu; orang-orang yang mendustakan Syu'aib mereka itulah orang-orang yang merugi. Maka Syu'aib meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanah-amanah Tuhanku dan aku telah memberi nasihat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir?"

QS Al A’raf/7:155-156 :

  • Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan tobat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata: "Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya". Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertobat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami".


Kesimpulan dari ayat-ayat Al Qur’an di atas, bahwa terjadinya gempa bumi itu bisa merupakan :

  • Cobaan atau ujian atau peringatan kepada manusia terhadap keimananan manusia, apakah mereka semakin beriman atau dari kekufuran kembali kepada keimanan atau malah dari kekufuran bertambah kufur dan sesat,
  • Adzab, disebabkan karena kaum di suatu wilayah mendustakan para nabi yang menyerukan untuk membuang kemusyrikan dan menuju kepada keimanan,
  • Informasi apakah bencana itu adalah cobaan atau adzab, disampaikan oleh Tuhan kepada para Nabi.


Hadis-Hadis Nabi SAW Mengenai Gempa Bumi

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, katanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Tidak akan datang Kiamat sehingga banyak terjadi gempa bumi” [Shahih Bukhari, Kitab Al-Fitan 13 : 81-82]

Dan diriwayatkan dari Salamah bin Nufail As-Sukuni, Ia berkata : Kami sedang duduk-duduk di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau menyebutkan suatu hadits yang antara lain isinya :

“Artinya : Sebelum terjadinya hari Kiamat akan terdapat kematian-kematian yang mengerikan, dan sesudahnya akan terjadi tahun-tahun gempa bumi” [Musnad Imam Ahmad 4 : 104 dengan catatan pinggir Muntakhab Al-Kanz. Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Ahmad, Thabrani, Al-Bazaar, dan Abu Ya'ala dan perawi-perawinya adalah perawi-perawi kepercayaan" Majmu'uz Zawa'id 7 : 306]

Ibnu Hajar berkata, “Telah banyak terjadi gempa bumi di negara-negara bagian utara, timur dan barat, tetapi yang dimaksud oleh hadits ini ialah gempa bumi secara merata dan terus menerus” [Fathul Bari 13 : 87]. Hal ini diperhatikan dengan riwayat Abdullah bin Hawalah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah meletakkan tangan beliau di kepala saya, lalu beliau bersabda.

“Artinya : Wahai putra Hawalah, jika engkau melihat perselisihan telah terjadi di tanah suci, maka telah dekat terjadinya gempa-gempa bumi, bala bencana, dan perkara-perkara yang besar, dan hari Kiamat pada waktu itu lebih dekat kepada manusia dari pada kedua tanganku ini terhadap kepalamu” [Musnad Ahmad, 5 : 188 dengan catatan pinggir Muntakhab Kanzul 'Ummal, 'Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abu Daud, Kitab Al-Jihad, Bab Fi-Ar-Rajuli Taghzuu wa yaltamisu Al-Ajra wa Al-Ghanimah 7 : 209-210, Mustadrak Al-Hakim 4 : 425, dan beliau berkata, "Ini adalah hadits yang shahih isnadnya, hanya saja Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya". Perkataan Al-Hakim ini disetujui oleh Adz-Dzahabi. Dan Al-Albani menshahihkan hadits ini dalam shahih Al-Jami'ush Shagir 6 : 263, hadits nomor 7715]

Kesimpulan dari hadis-hadis di atas, walaupun tidak secara jelas diungkapkan, apa sebab gempa bumi itu, tetapi banyaknya gempa bumi itu, pertanda dekatnya hari kiamat. Kita harus berpikir mengapa dengan semakin dekat hari kiamat akan terjadi banyak bencana berupa gempa bumi?.



Musibah


Musibah atau bala atau fitnah bisa menimpa manusia (dan jin) sebagai makhluk Allah SWT, hakekatnya bisa dikatakan :

  1. Ujian atau cobaan, bila Allah berkehendak menaikkan derajat manusia yang terkena musibah tersebut, di sisi Allah,
  2. Peringatan atau teguran, bila Allah berkehendak menegur atau mengingatkan manusia supaya kembali ke jalan yang benar,
  3. Adzab atau siksa, bila Allah berkehendak membinasakan manusia karena durhakanya kepada Allah dan tidak diharapkan lagi untuk tobat. Lihat kisah kaum para nabi (Nuh, Luth, Shaleh, Syuaib dsb.) yang durhaka kepada Allah.

Kaum muslimin di ajarkan oleh Nabi SAW, supaya berusaha dan berdoa terhindar dari kejelekan musibah. Doanya antara lain : “ Alllahumma inni a’uudzibika min ‘adzaabil qubri wa min adzaabi jahannan wa min syarri fitnatil mahyaa wa mamaati wa min syarri fitnati masyiihi ddajjal”. Jadi bukan menghindar dari musibah, karena bisa jadi musibah itu adalah ujian untuk meningkatkan derajat sesorang yang beriman.

Maka musibah yang menimpa suatu wilayah, yang mengenai banyak manusia, bisa berbeda-beda hakekatnya untuk manusia yang satu dengan yang lain, sesuai dengan keterangan di atas. Untuk mengetahui bahwa musibah itu adalah ujian, peringatan atau adzab dari Allah SWT, maka hanya Allah yang maha tahu, dan Allah memberitahukan kepada utusan-utusanNya dan wali-waliNya. Pengetahuan mereka itu bukan suatu spekulasi atau perkiraan, sebagaimana telah tertulis dalam kitab suci.

Pemahaman hakekat memerlukan penerapan syariat. Seseorang yang mengaku memahami hakekat tanpa menjalankan syariat dengan benar, bisa dikatakan tertipu oleh perasaan sendiri yang merasa tahu hakekat. Pemahaman sebab musabab musibah (“syariat”) itu perlu diketahui, supaya kita bisa belajar untuk mengelolanya (merencanakan, menghindari, mitigasi, mengendalikan, sabar, tawakal dsb.). Untuk itu janganlah hanya melihat “hakekat” musibah, terutama gempa bumi, yang mana kita yang awam bisanya tidak mengerti hakekatnya. Kalau seseorang sudah bicara mengenai hakekat sesuatu, padahal dia sesungguhnya tidak mengerti sebab musababnya, maka bicaranya bisa dikatakan tanpa dasar yang benar, atau hanya angan-angan saja. Jadi pengetahuan mengenai hakekat musibah yang telah terjadi ada pada Allah SWT, RasulNya dan para WaliNya. Kita orang awam hanyalah mendapat pemberitahuan dari beliau-beliau itu. Tanpa itu, yang bisa kita lakukan sebatas menganalisis hikmah dari bencana, untuk dijadikan introspeksi.

Bagaimana kita mendapatkan informasi sebab musabab musibah yang bukan spekulasi itu, terutama gempa bumi dari beliau-beliau itu?. Syaratnya adalah iman kepada yang ghaib dan bisa memeriksa dan membedakan ghaib, yang haq dan yang batil. Kalau tidak, kita bisa tertipu. Untuk itu lihatlah tulisan berikutnya. mengenai “Memeriksa Dan Membedakan Haq Dan Yang Batilnya Informasi Ghaib”.



Analisis terjadinya bencana-bencana


Dari berbagai media masa, ada yang menanggapi secara sederhana bahwa bencana gempa bumi itu adalah :

  1. kehendak Tuhan,
  2. peringatan dari Tuhan,
  3. hukuman/adzab dari Tuhan,
  4. cobaan/ujian dari Tuhan,
  5. ketentuan Tuhan,

Dari semua media yang ada, belum terdengar tanggapan bahwa bencana gempa bumi itu adalah akibat rekayasa atau perbuatan manusia. Apalagi, tidak terdengar tanggapan bahwa bencana gempa bumi itu adalah akibat rekayasa dan perbuatan setan.

Kalau bencana alam itu berupa banjir, setelah berhari-hari hujan deras di suatu daerah, biasanya lebih mudah untuk dianalisis, misal karena debit air karena hujan jauh lebih banyak daripada penyerapan tanah. Mengapa penyerapan tanah sangat sedikit? Jawabnya mudah, yaitu karena tanah-tanah sudah tertutup oleh hutan beton, bukan hutan tanaman besar dan keras. Atau karena terjadi penggundulan hutan, sehingga penyerapan tanah sangat sedikit.

Sangat jarang orang menanggapi bencana banjir sebagai kehendak Tuhan. Biasanya banyak orang menanggapi sebagai peringatan, cobaan, hukuman dari Tuhan atau sebagai fenomena alam biasa karena mudah dilihat sebab musababnya.

Kalau bencana itu adalah pemboman nuklir di kota Hiroshima dan Nagasaki oleh USA, yang menewaskan 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki pada akhir tahun 1945. Atau bencana-bencana lain yang sebab perbuatan manusianya sangat jelas, maka sangat kecil kemungkinan orang menanggapi bahwa bencana itu adalah kehendak Tuhan, peringatan, cobaan, atau hukuman dari Tuhan.



Apakah gempa bumi adalah kehendak Tuhan ?


Kehendak Tuhan yang paling utama kepada manusia dan jin tertulis di dalam Al Qur’an surat 51/Adzaariyat 56 :

  • “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.

Allah maha berkehendak, dan Allah menghendaki supaya jin dan manusia beribadah kepadaNya. Kehendak Tuhan yang lain dalam rangka mendukung kehendak utama itu.

Kejadian yang memakan banyak korban jiwa manusia dan harta benda tersebut, kalau dilakukan oleh makhluk hidup, maka hal itu bisa dikatakan suatu bentuk kedzaliman. Sedangkan gempa bumi yang telah terjadi telah mengorbankan ribuan jiwa manusia.

Mengacu kepada Al Qur’an Surat 10 Yunus:44 dan Surat 42 As Syuura ayat 30 :

  • Sesungguhnya Allah tidak berbuat dzalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat dzalim kepada diri mereka sendiri.
  • Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

Berdasarkan ayat di atas, maka terbantahkan dugaan bahwa gempa bumi adalah kehendak Tuhan. Walaupun bahwa setiap kejadian atau musibah bisa terjadi dengan seijin Nya, berdasarkan Al Qur’an Surat no. 64 At Taghabun:11 :

  • Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Ayat tersebut dapat ditafsirkan bahwa setiap musibah bisa terjadi karena ada ijin dari Tuhan. Orang yang beriman akan diberikan petunjuk sebab-sebab musibah itu, sehingga dia bisa belajar dari musibah itu. Ijin itu berarti peristiwa tersebut dibiarkan terjadi dan Dia tidak ridlo dengan sebabnya.

Jadi kalau gempa tersebut sudah terjadi, dengan sebab apapun, maka takdir sudah berlaku. Dan itu bukan berarti Tuhan ridlo terhadap perbuatan dzalim yang menyebabkan banyak korban itu.

Contoh yang lebih gampang misal, seseorang telah mencuri barang orang lain yang bukan hak si pencuri. Peristiwa pencurian itu sudah terjadi, dan diijinkan terjadinya oleh Tuhan, tetapi tidak diridloiNya. Dan pencurilah yang salah dan harus dihukum, bukan Tuhan. Tuhan memang maha berkehendak. Jadi bila Tuhan tidak mengijinkan terjadi pencurian itu, maka peristiwa pencurian itu tidak akan terjadi.

Contoh lain, misalnya, bila seseorang meletakkan bom nuklir di bawah tanah berkekuatan seribu kali bom nuklir di Hiroshima, sedalam 75 Km, kemudian meledakkannya. Kalau ledakan itu terjadi, maka terjadilah gempa bumi Terjadinya gempa bumi itu bisa dibiarkan oleh Tuhan, tetapi tidak diridloiNya.

Andaikata terjadi hujan meteor pada tahun 2012 di Amerika Serikat. Jatuhnya meteor itu tepat diatas silo tempat penyimpan bom nuklir milik negara Amerika Serikat. Bayangkan apa yang akan terjadi? gempa bumi sangat dahsyat, tsunami dsb.



Apakah gempa bumi adalah adzab atau hukuman dari Tuhan ?


Kalau kita mempelajari kisah umat-umat jaman dahulu yang dihancurkan oleh Allah SWT atas sebab kedzaliman mereka, biasanya umat yang dzalim dibinasakan, tetapi umat yang mengimani Allah SWT yang dipimpin olehi para Nabi akan diselamatkan.

Hal ini sesuai dengan Al Qur’an Surat Yusuf/12:110-111:

  • “Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.

Al Qur’an Surat As Syu’araa / 26:208-209 :

  • “Dan Kami tidak membinasakan sesuatu negeri pun, melainkan sesudah ada baginya orang-orang yang memberi peringatan; untuk menjadi peringatan. Dan Kami sekali-kali tidak berlaku dzalim”.

Contohnya adalah umat Nabi Nuh AS. Orang-orang yang mengimani Nabi Nuh AS, naik kapal beserta beliau, dan selamat sampai kepada tempat pemberhentian. Umat yang durhaka, termasuk anak Nabi Nuh sendiri, tidak selamat karena mau mengikuti Nabi Nuh naik kapal. Umat Nabi Luth AS, yang durhaka karena melakukan homoseksual atau membiarkan atau membantu kelakuan keji itu dibinasakan (termasuk istri Nabi Luth AS), sedangkan yang beriman kepada Nabi Luth AS diselamatkan oleh Allah SWT.

Kita tentu sudah mendengar atau melihat berita, betapa dzalimnya zionis israel yang banyak menyiksa dan membunuh rakyat Palestina. Dalam pemilu di israel, mayoritas rakyat israel memilih pemimpinnya yang bergaris keras dan tidak mau berdamai dalam kerangka yang adil dengan rakyat Palestina.

Apakah rakyat di daerah-daerah yang terkena gempa itu lebih dzalim dibandingkan dengan zionis israel? Tentu tidak.

Sehingga kalau gempa bumi itu dikatakan hukuman Tuhan, maka yang paling pantas mendapatkan hukuman dari Tuhan adalah zionis israel.

Mengapa gempa bumi akhir-akhir ini tidak terjadi di negara-negara yang dzalim?

Karena mereka adalah pendukung dan pengikut yang setia dari iblis dan setan, sehingga iblis tidak memerintahkan pasukannya untuk menggoncangkan bumi mereka.

Jadi spekulasi yang menganggap bahwa bencana gempa itu adalah adzab Tuhan terbantahkan. Sebenarnya orang-orang yang berspekulasi itu, hanya berkata tanpa didasari ilmu dan keyakinan yang cukup.



Apakah gempa bumi adalah cobaan/ujian dari Tuhan ?


Kalau seseorang atau sekelompok orang dicoba atau diuji, maka orang-orang itu akan berada dalam suatu kancah untuk menaikkan kelasnya. Naik kelas berarti naik derajat atau kedudukan. Kelas itu bisa kelas sekolah, atau kelas pesantren atau kelas tariqah, dan lain-lain.

Dalam ujian tersebut, murid-murid yang diuji diberitahukan atau tahu dengan sendirinya bahwa mereka sedang diuji. Sang penguji tidak akan membuat murid yang diuji menjadi celaka. Paling-paling merasa susah secara sementara. Murid-murid kalau tidak tahan dengan ujian itu, bisa keluar dari ruang ujian dengan bebas. Tetapi murid-murid itu tentunya tidak lulus ujian.

Sekarang renungkan apakah masyarakat Sumatra Barat dan Jambi yang menjadi korban gempa itu, sudah diberi tahu bahwa mereka dalam kancah ujian?. Apakah mereka bisa meninggalkan kancah ujian itu dengan bebas? Tidak kan. Dan mengapa gempa yang dikatakan ujian itu memakan banyak korban meninggal dan luka-luka, atau celaka?

Kalau seseorang akan menjadi waliullah, maka pantaslah Tuhan, melalui gurunya mengujinya. Seperti Sunan Kalijaga diuji oleh Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga lulus ujian itu, sehingga beliau menjadi seorang waliullah yang termasyhur.

Dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah 214, tersurat bahwa orang-orang yang beriman itu dicoba/diuji dengan malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan, sehingga Rasulullah sendiri bersama orang beriman mengatakan : "Bilakah datangnya pertolongan Allah?".

  • “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”.
Apakah malapetaka di Sumatera Barat itu sudah menjadikan “berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?".

Jadi, cobaan atau ujian dari Allah itu akan diberikan orang-orang yang beriman yang dipimpin Rasulullah, dan Allah mewahyukan kepada Rasulullah bahwa itu adalah cobaan dari Allah.

Kalau gempa itu, dikatakan peringatan Tuhan kepada oranmg yang beriman, itu benar sebagian. Memang selama ini bangsa Indonesia yang mayoritas muslim sedang lupa atau dilupakan bahwa siapa sebenarnya musuh mereka.

Mengapa bangsa Indonesia diperingatkan oleh Tuhan supaya kembali ke jalan yang benar?

Ingatlah pesan Al Qur’an di Surat ke 14 Ibrahim ayat 7,

  • “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih".

Bangsa ini sudah dikaruniai dan mewarisi Al Qur’an dan As Sunah Rasulullah SAW, tetapi bangsa ini lebih memilih tatanan hukum dan sistem yang lain yang kelihatannya lebih menyenangkan padahal sebenarnya menyengsarakan. Bangsa ini sudah dikaruniai dan mewarisi bahasa dan huruf Arab, bahasanya Al Qur’an, tetapi bangsa telah memilih huruf latin dan bahasa internasional yang lain yang kelihatannya lebih moderen. Bangsa ini mewarisi kalender Hijriyah, tetapi bangsa lebih mengutama-kan kalender masehi. Bangsa ini sudah dikaruniai kekayaan alam dan manusia yang melimpah, tetapi bangsa ini lebih mengutamakan “kepentingan asing” daripada kepentingan bangsanya.

“Kepentingan asing” ini bisa diartikan kepentingan musuh-musuh sejati manusia. Musuh-musuh sejati manusia itu adalah iblis dan setan-setan pengikutnya. Setan-setan itu berbentuk manusia dan jin.

Rasulullah mewanti-wanti kita dengan Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 208 :

  • “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.

Beliau juga mengingatkan kita dengan ayat-ayat berikut :


QS Maryam/19:88-90 :

  • Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak, Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar,
  • hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh,
  • karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.
  • Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.
  • Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.

QS 9 : At Taubah 30-32 :

  • Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putra Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?
  • Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
  • Mereka berkehendak memadamkan nur Allah, cahaya (agama) Allah, dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan nur Nya (cahaya-Nya), walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.

QS Al Maa’idah/5 :116 :

  • Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib".

QS Al Baqarah/2 :120 :

  • “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah (sistem) mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

Mengapa bangsa ini tidak bersyukur?. Karena mayoritas bangsa ini tidak tidak menjadikan musuh yang sebenar-benar musuh manusia sebagai musuhnya. Malahan secara tidak disadarinya dijadikan teman. Dan mayoritas bangsa ini tidak menyadari bahwa saat ini sistem Yahudi dan Nasrani sudah menguasai hidup bangsa ini, malah banyak diantaranya yang merasa senang dengan sistem ini.

Sistem Yahudi dan Nasrani itu sesunguhnya adalah suatu kemungkaran. Perhatikan hadis Nabi SAW berikut ini yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud r.a. yang ditulis dalam kitab Riyadhus As Shoilikhin, bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tiada seorang nabipun yang diutus oleh Allah sebelumku -Muhammad s.a.w., melainkan ia mempunyai beberapa orang hawari (penolong atau pengikut setia) dari kalangan ummatnya, juga beberapa sahabat, yang mengambil teladan dengan sunnahnya serta mentaati perintahnya. Selanjutnya sesudah mereka ini, ada pengganti yang akan menggantilah mereka (hawari), yang suka mengatakan apa yang tidak mereka lakukan, bahkan juga melakukan apa yang mereka tidak diperintahkan. Maka barangsiapa yang berjuang melawan mereka itu (yakni para penyeleweng dari ajaran-ajaran nabi yang sebenarnya ini) dengan tangan atau kekuasaannya, maka ia adalah seorang mu'min, barangsiapa yang berjuang melawan mereka dengan lisannya, iapun seorang mu'min dan barangsiapa yang berjuang melawan mereka dengan hatinya, juga seorang mu'min, tetapi jikalau semua itu (tidak - dengan tangan, lisan dan hati), maka tiada keimanan samasekali sekalipun hanya sebiji sawi." (Hadis Riwayat Muslim)


Jadi kalau sebagian bangsa ini tidak menyadari kemungkaran itu bahkan merasa nyaman dengen sistem itu, maka sebenarnya dapat disimpulkan bahwa sebagian bangsa ini, walaupun mengaku muslim, tidak mempunyai keimanan. Kekuatan iman itu berbanding terbalik dengan kekuatan setan musuh manusia. Kalau iman kuat, maka kekuatan setan lemah, kalau iman lemah maka setan menjadi kuat. Kalau iman tidak ada, maka setan sangat kuat.


Perhatikan hadis berikut :


Dari Ummul mu'minin Shafiyah binti Huyay radhiallahu 'anha, katanya: "Nabi s.a.w. pada suatu saat beri'tikaf, lalu saya datang untuk menengoknya di waktu malam, lalu saya berbicara dengannya, kemudian saya berdiri untuk kembali ke rumah. Tiba- tiba beliau s.a.w. juga berdiri beserta saya untuk mengantarkan saya pulang. Selanjutnya ada dua orang lelaki dari kaum Anshar radhiallahu 'anhuma berjalan melalui tempat itu. Setelah keduanya melihat Nabi s.a.w. lalu keduanyapun bercepat-cepat menyingkir. Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Perlahan-lahanlah berjalan, hai saudara berdua. Ini adalah Shafiyah binti Huyay". Keduanya lalu berkata: "Subhanallah, ya Rasulullah". Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesung-guhnya syaitan itu berjalan dalam tubuh anak Adam (yakni manusia) sebagaimana aliran darah. Sesungguhnya saya takut kalau-kalau dalam hatimu berdua itu timbul sesuatu yang jahat atau mengatakan sesuatu yang tidak baik." (Muttafaq 'alaih)


Jadi, sebenarnya musuh manusia itu sangat dekat dengan manusia itu sendiri.

Karena musuh dijadikan teman oleh mayoritas kaum muslimin bangsa ini, maka musuhpun dengan leluasa menyengsarakan kaum muslimin. Musuh lahiriyah dengan rekayasa canggihnya, musuh batiniah dengan rekayasa yang lebih canggih lagi, sehingga bangsa ini semakin jauh menuju kepada kekufuran.

Filosof perang dari negeri Tiongkok, mengajarkan, kalau kita ingin setengah memenangkan peperangan melawan musuh, maka kenalilah diri sendiri dan kenalilah musuhmu. Kapan kita kenal diri kita sendiri dan musuh kita? Nabi mewanti-wanti kita bahwa musuh kita ada dalam diri kita sendiri, berjalan dalam aliran darah kita. Dengan pertolongan Allah, Nabi SAW berhasil menundukkan musuh itu. Musuh kita bagaimana, sudah ditundukkan?.

Kita mungkin tersinggung kalau dikatakan, bahwa di dalam aliran darah kita berjalan setan-setan yang bisa mempengaruhi kita. Ketersinggungan inilah sebenarnya, kalau kita menggunakan akal, bahwa setan telah menggunakan nafsu amarah kita supaya kita tersinggung.

Bukti bahwa bangsa ini kurang bersyukur adalah, di negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini mendiamkan saja kaum yahudi dan nasrani, mengatakan berulang-ulang, terutama di hari Sabtu dan Ahad, bahwa Tuhan itu mempunyai anak dan istri.

Kalau bangsa ini bersyukur, maka mereka akan mengikuti Al Qur’an terutama Surat Al-Baqarah ayat 208 dan selalu menyuarakan bantahan kepada mereka yang mengatakan bahwa Tuhan mempunyai anak dan istri, dengan bantahan a.l. :

“La ilaa ha ilallah, Muhammadurrasulullah, Uzair bin Imran ‘abdullah, Isa bin Maryam ‘abdullah, Ummu Maryam amatullah, hiya laisat bi shohibah, ‘alaihimussolatullah”.

Artinya “Tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad utusan Allah, Nabi Uzair hamba Allah, Nabi Isa utusan Allah, Umi Maryam hamba Allah dan Dia bukan istriNya. Kepada mereka rakhmat dari Allah”.

Kalau kita tidak menyuarakan bantahan kita itu, tetapi hanya membantah dalam hati, berarti iman kita masih lemah. Dengan tidak adanya bantahan, minimal secara lisan, dari kaum muslimin, sesungguhnya hampir-hampir mereka berhasil memadamkan “nur Allah, cahaya (agama) Allah” dalam diri setiap muslim, sebagaimana yang tertulis di Al Qur’an Surat At taubah 30-32. Kelemahan iman atau nur Allah dalam diri kita itulah, yang menjadikan setan-setan dan operator-operatornya, menjadi cukup kuat dan mudah membuat bencana di negeri kita ini

Dengan banyaknya bencana ini, maka makin sengsaralah bangsa muslim ini, sehingga musuh-musuh kaum muslimin akan dengan leluasa, merealisasikan program-program mereka itu, sehingga millah atau sistem mereka tanpa terasa sudah kita laksanakan.



Kesimpulan


Bencana yang banyak terjadi di Indonesia ini bukan adzab dari Allah SWT, tetapi peringatan Allah yg maha pengasih dan penyayang, supaya bangsa Indonesia kembali kepadaNya, kepada sistemNya yang diridloiNya, dengan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan olehNya.

Minimal kita tidak ridlo dengan “sistem asing dan musuh” yang menguasai bangsa ini, kalau kita tidak sanggup mengatakannya apalagi langsung mengubahnya. Walaupun ketidak ridloan dengan hati itu termasuk selemah-lemah iman. Tetapi dengan iman yang lemah tadi setan musuh kita menjadi cukup kuat untuk menggoncangkan hati, termasuk bumi kita.

Iman yang lebih tinggi adalah membantah sistem musuh itu, “walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai”. Ucapan bantahan yang sepenuh hati akan melemahkan kekuatan setan musuh kita. Bantahan kepada sistem musuh kita itu termasuk membantah dengan bantahan bahwa Isa adalah hamba Allah dan bukan anak Allah, Uzair adalah hamba Allah dan bukan anak Allah, Maryam adalah adalah hamba Allah dan bukan istri Allah. Bantahan itu termasuk terhadap sistem ekonomi, moneter dan perbankan yang digunakan saat ini.

Bantahan-bantahan yang dilisankan/disuarakan secara terus menerus dan dilakukan oleh mayoritas bangsa ini, maka insya Allah, kekuatan setan yang menggerakkan bencana-bencana itu dapat diminimalkan.

Bantahan itu adalah :

“La ilaa ha ilallah, Muhammadurrasulullah, Uzair bin Imran ‘abdullah, Isa bin Maryam ‘abdullah, Ummu Maryam amatullah, hiya laisat bi shohibah, ‘alaihimussolatullah”.

Artinya “Tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad utusan Allah, Nabi Uzair hamba Allah, Nabi Isa utusan Allah, Umi Maryam hamba Allah dan Dia bukan istriNya. Kepada mereka rakhmat dari Allah”.

Dengan minimalnya bantahan dari mayoritas kaum muslim di Indonesia, penulis khawatir, bencana yang memakan banyak korban jiwa dan harta akan terus menerus terjadi.

Wallahu wa rasuulahu wa auliyaAllahu a’lam

Bandung, Nopember 2009

Al Faqir wa dzuluman wa jahula



Tulisan ini menggunakan paradigma bahwa Rasulullah SAW itu hidup di alam batiniyah sebagai khalifatullah dan bisa menjalin komunikasi dengan ummat yang dipimpinnya.

Read more...

About This Blog

Artikel Favorit

xxxx

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP